Sabtu, 30 Juli 2022

Alat Monitoring Infus Berbasis Internet of Things (IoT) | Bagian 1 | Pengantar

Pelayanan kesehatan pada penduduk berjumlah banyak di Indonesia memerlukan jumlah tenaga kesehatan yang besar. Menurut (Pusdatin Kemenkes RI, 2017), jumlah tenaga kesehatan di Indonesia berjumlah 1,1 juta jiwa, hampir sepertiganya adalah tenaga perawat untuk melayani lebih dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia. Walaupun tenaga perawat memiliki porsi yang tinggi dalam tenaga kesehatan, namun jumlah ini dianggap masih kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu efisiensi dalam pekerjaan perawat akan membantu pelayanan kesehatan. Porsi pekerjaan perawat di Indonesia telah diungkapkan pada penelitian (Hesti Nuraeni Cucu and Anna, 2019) dan dapat dilihat pada pie chart berikut ini. Berdasarkan data tersebut, pekerjaan mengenai infus mengambil porsi hampir seperempat (25%) dari pekerjaan perawat sehari-hari. Oleh karena itu inovasi terkait infus akan membantu signifikan pada pekerjaan perawat.

Infus digunakan untuk memberikan asupan tambahan pada pasien sehingga cepat terserap oleh tubuh. Mekanisme penggunaan infus adalah dengan menggantung botol berisi cairan infus dengan posisi yang lebih tinggi dari pasien dan dialirkan ke dalam tubuh melalui selang. Botol infus harus segera diganti ketika cairan habis, apabila terlambat diganti maka akan memberikan dampak buruk pada pasien, seperti darah akan tersedot ke selang infus. 

Penggantian infus biasanya dilakukan oleh perawat rumah sakit dengan dilakukan pengecekan sebelumnya oleh perawat atau pemberitahuan dari pihak pasien. Permasalahan dalam pengecekan rutin oleh perawat adalah kemungkinan tidak sinkronnya waktu pengecekan dengan waktu infus habis, karena waktu pemasangan infus dan waktu penyerapan infus yang berbeda-beda setiap pasien. Saat ini, solusi yang digunakan adalah dengan adanya tombol darurat untuk memanggil perawat. Dimana ketika infus habis pasien atau keluarga pasien hanya perlu menekan tombol darurat untuk memanggil perawat. Akan tetapi, ada kemungkinan jika pasien atau keluarga pasien tidak memperhatikan infus atau sedang tertidur. Solusi ini masih menyebabkan adanya kemungkinan keterlambatan penggatian infus.

Melihat permasalahan diatas, disadari pentingnya suatu alat yang dapat memberitahukan kepada perawat secara langsung tentang kondisi cairan infus. Dari studi literatur penelitian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa alat monitoring infus yang dibutuhkan memilki spesifikasi yaitu, Praktis dipasang, Akurat dan tahan terhadap gangguan, Biaya alat yang murah. Maka muncul suatu ide untuk membuat alat monitoring infus berbasis IoT yang menggunakan sensor berat, serta memanfaatkan artificial intelligence untuk mendeteksi ketidaknormalan dalam kinerja infus. Alat ini juga akan terintegrasi dengan sistem informasi sebagai interface, serta menggunakan desain yang praktis dimana tidak perlu merubah tiang infus yang sudah ada.

Dengan alat ini diharapkan permasalahan pasien yang kehabisan infus dapat teratasi. Selain itu, alat ini dapat membantu tugas perawat dengan mengurangi pekerjaan untuk pengecekan infus sehingga dapat meningkatkan efisiensi pada rumah sakit. 

 


PART | 1 |     | 2 |

Share:

0 comments:

Posting Komentar

sumberdipercaya.com